Oleh : Rastu Karyana
Pernahkah teman-teman berpikir mengapa cincin pernikahan atau pertunangan harus dipasang di jari manis bukannya di jari tengah, kelingking, jari telunjuk, bahkan ibu jari? Padahal kalau tentang popularitas, jari manis masih kurang popular dibandingkan jari-jari yang lain. Bagi orang-orang yang tidak tahu atau tidak mau tahu hanya akan menjawab, memang sudah dari sananya tidak perlu diperdebatkan lagi. Tapi tentu teman-teman percaya bahwa semua hal tentu ada jawabannya. Tidak terkecuali perihal cincin sakral ini berada di jari manis. Para pendahulu punya maksud dibalik pemilihan jari itu. Maksud tentang hakekat pernikahan/pertunangan yang semestinya.
Fenomena kawin-cerai yang marak terjadi selama dekade terakhir ini menjelaskan lemahnya lembaga pernikahan. Semua orang berdalih bahwa perceraian adalah kehendak yang diatas. Bahwa keputusan yang diambil bukanlah atas keinginannya namun sebuah jalan yang harus dilalui. Cincin yang menjadi saksi kepada Tuhan tentang janji sehidup semati dengan mudahnya dilepaskan.
Untuk membuktikan bahwa cincin itu sendiri simbol dari janji suci pernikahan yang telah terlupakan, marilah sejenak kita mendemonstrasikan hal berikut ini. Masing-masing jari dari kedua tangan dipertemukan, ibu jari tangan kiri dengan ibu jari tangan kanan, begitu seterusnya. Kemudian jari tengah ditekuk ke dalam, seperti yang terlihat pada gambar.
Setelah itu pertahankan posisi ini. Kemudian jauhkan masing-masing jari yang bertemu tadi satu- persatu sambil tetap mempertahankan. Begitu mudah menjauhkan ibu jari tangan kanan dan tangan kiri, begitu juga dengan telunjuk dan kelingking, sementara jari tengah tetap tidak bergeming dari posisinya. Namun apa yang terjadi dengan jari manis? Mengapa begitu susah menjauhkan atau bahkan memisahkan kedua jari itu. Jari-jari itu terpisah jika jari tengah ikut terpisah.
Tentu teman-teman dapat menangkap makna dari peristiwa ini. Hal ini menjelaskan mengapa cincin pernikahan ini harusnya memang berada di jari manis. Cincin ini merupakan simbol terikatnya kedua insan yang bertemu, fisik dan hatinya. Bahwasanya jodoh merupakan campur tangan Tuhan dan perceraian adalah perlawanan terhadap takdirnya.
0 komentar:
Posting Komentar