Kamis, 17 November 2011

Puisi-puisi Putu Gede Pradipta



Kaki Ibu

Lihai sungguh jari-jari kaki ibu
Yang menancapi debu-debu jalan
Hingga matahari yang rebah di tanah
Bangun lewat daun-daun tanaman

Mereka terpanggil oleh hentakan
Gelagat kaki birumu yang merdu
Pun di sebuah pagi yang terlunta
Aku selalu ingin memburu kakimu



Senyum Bunga
 
Senyuman itu bertumbuh
Mekar melebar kemudian

Senyum itu merawat semai
Calon bunting bakal putik



Nyala Dupa

Menyalalah dalam remang sekalipun
Bertanyalah pada siapa cahaya api jatuh
Bila purnama tak nampak bundar lagi



Penunggang Kursi

Beristrirahatlah lelap lebih menunduk
Lepaskan bentuk penat akut dari wajah
Agar tercipta damai di tubuh juga jiwa



Meja, Telur dan Waktu

Sebelum meja ini patut dikosongkan
Letakan semua di sini setiap telur itu
Sebab lelah sudah waktu memeramnya



Hidup Si Babi

Hiduplah dengan perut makin buncit
Resaplah segala bentuk petuah kata
Jadikan diri segunduk tahi setelahnya


 Karya puisinya termuat di media online dan juga berkesempatan lolos kurasi TSI 4.

0 komentar:

Posting Komentar