Rabu, 22 Juni 2011

SAJAK-SAJAK JHODY M ADROWI

TIDAK HANYA KALI INI

Setiap berkas cerita yang ternahkoda dalam senyap
Seperti ada
Antara pajangan lampu-lampu kecil yang padam
Senada mimpi dalam cerita
Berharap sungkem yang terlambai dalam lakon penjara
Mampukah ini seperti yang telah terikat
Tertebar dalam hanyut yang terbusung di tanah leluhur
Tidak
Kali ini saja
Coretan tinta ini menandai bola mata terbelalak
Menyeka lirih yang beruntun
Ada sisa
Seperti cerita
Terbungkus rapat dedaunan.

Yogyakarta, 2011



AKU DALAM MALAM

Masih mampu kaki ini mengayuh cerita yang terpendam
Seperti hela dalam ruang yang pengap
Terapit sempit yang semestinya
Tak ada keraguan
Terpintal antara suara-suara kecil di sudut tanah yang basah
Ada yang sengaja dicipta
Atau masih tersimpan dalam peti yang terbaris dari ruas jari
Seumpama ronta
Antara ikatan dan umpama
Ada harap
Sisakan yakin antara diri yang serasa kalah
Dari penciptaan ini
Aku sandarkan
Ribuan tanya tentang apa yang telah hilang
Tak mampu sepi ini beralasan dalam semedi yang baru tertutur.

Yogyakarta, 2011



SEMAMPU LANGIT

Berdiri dengan cagak bendera yang karat
Kibarkan aroma
Aroma
Tersemai lirih di tengah tanda waktu yang masih menuai silsilah langit
Ada tirai
Tirai kehangatan yang tersimpul
Membeku
Simpul silah kecilku yang lirih
Aku hanya mampu merunduk meski ingin meninggi seperti langit
Tak ingin lupa pada jejak kaki yang sempat tersemat
Dan telah tercatat di jantung langit
Aku rindukan ini
Seperti saat aku menceritakan masa-masaku dulu
Masa yang sempat terbuang
Dan terikat kembali di kaki langit

Yogyakarta, 2011



RINDU DO’A-MU

Salam dari kesendirian
Semampu jamah ruas jari yang mengapit malaikat antara istijabah
Tuntunkan ingin
Yang hadir di sudut senja dan pagi
Di sanalah
Dulu ada rangkaian pemujaan
Berdasar dari lembut air yang mendanau di wajah lembutmu
Aku
Yang tegak mampu berlutut
Dalam pintalan ridla yang asing
Sembab
Mengkarat dalam ikrar persujudan
Tak ingin berangsur diam
Hingga kelana menakdirkan aku berdiri di kota yang wangi dengan cerita-cerita
Mulailah aku tersungkur
Bahkan
Dengan sengaja aku benturkan kepalaku
Muncratlah darah dan nanah ini
Ranggaskan tubuh dan pelataran nurani
Hingga tak ingin ku bungkam kembali
Ingin kembali mengepak suci dari aliran air yang mengalir di sela jari kakimu
Aku ingin kembali
Berselimut kain halus dari belai tanganmu

Yogyakarta, 2011


(hak cipta ada pada penulis, diharapkan mencantumkan nama penulis bila ingin menyimpan ataupun menyebarluaskan karya di atas dalam bentuk apapun)

0 komentar:

Posting Komentar